Pengendalian Inflasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta
By Admin

nusakini.com, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung optimistis angka inflasi di Jakarta akan terjaga dengan baik hingga akhir tahun ini, yang diproyeksikan sekitar 2,6-2,7 persen. Angka inflasi yang terkendali ini diharapkan dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta yang diperkirakan mencapai sekitar lima persen.
Hal ini disampaikan Pramono saat membuka High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Perluasan dan Percepatan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi DKI Jakarta di Sari Pasific, Jakarta Pusat, Kamis (4/12).
"Mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun atau bulan Desember, inflasi di Jakarta antara range 2,6-2,7 persen dan kalau itu bisa kita jaga, maka sesuai dengan target yang dicanangkan oleh pemerintah pusat 2,5 plus 1 persen. Sehingga dengan demikian, Jakarta terjaga dengan baik," ujar Pramono.
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pramono menekankan dua hal penting yang harus dijaga, yakni momentum pengendalian inflasi dan ketersediaan pasokan pangan.
Pengendalian inflasi salah satunya bisa dilakukan melalui optimalisasi digitalisasi. Meskipun digitalisasi di Jakarta dinilainya sudah lebih baik dari provinsi lain, namun Pramono menyebut perlunya melakukan optimalisasi digitalisasi karena memiliki peran penting dalam mengendalikan inflasi.
Optimalisasi digitalisasi salah satunya dilakukan dengan melanjutkan perlombaan digitalisasi yang sebelumnya telah dilakukan di pasar-pasar. Langkah ini berhasil meningkatkan 47 persen pengguna digital di pasar. Karena itu, perlombaan digitalisasi juga akan diperluas ke mall dan pertokoan menjelang Nataru.
"Saya tadi menyampaikan untuk menyambut Natal dan Tahun Baru di mal-mal, di toko pertokoan, dan sebagainya. Lombanya bukan hanya kemeriahan, hal yang berkaitan dengan pemasangan ornamen dan sebagainya, tetapi diskon dan sebagainya nanti kita lombakan," jelas Pramono.
Gubernur juga menyoroti perlunya peningkatan indeks masyarakat digital di Jakarta, yang saat ini berada di angka 56,97 persen. Ia menegaskan, benchmark digitalisasi Jakarta harus setara dengan kota-kota global seperti Tokyo, Beijing, New York, dan Berlin.
Pramono menilai, digitalisasi seharusnya sudah bisa diterapkan di seluruh lapisan masyarakat Jakarta. Selain itu, ia juga meminta BUMD dan dinas terkait untuk memastikan ketersediaan pasokan dan mengendalikan harga pangan.
"Nanti saya akan turun ke lapangan untuk melihat secara langsung di pasar-pasar tradisional, terutama di Kramat Jati sebagai benchmark untuk harga yang ada di Jakarta dan ketersediaan pasokan, itu juga menjadi sangat penting sekali," jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Uus Kuswanto melaporkan kegiatan ini untuk membahas upaya menjaga ketahanan pangan dan pengendalian inflasi dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional dan Tahun Baru di DKI Jakarta. Selain itu, juga dibahas mengenai akselerasi digitalisasi daerah untuk mewujudkan Jakarta menjadi kota global.
"Pembahasan juga akan dirangkai melalui kegiatan antara lain terkait dengan kesiapan transportasi, mitigasi risiko kejadian bencana, dan kesiapsiagaan aparat pada saat pergantian tahun," ucap Uus. (*)